Posts

Showing posts from July, 2020

Sejarah genosida Belanda Terhadap ribuan Rakyat Aceh yang di Bantai.

Image
Belanda memulai ekspedisi militer ke Gayo dan Alas. Lalu terjadilah genosida: ribuan rakyat di dua daerah itu dibantai. Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh siang itu mendadak riuh. Tiga kapal Belanda berukuran besar merapat, membawa ratusan orang yang diangkut dari tanah seberang. Tak kurang dari 10 orang perwira, 13 bintara, serta ahli geologi dan tenaga medis berkebangsaan Eropa turut dalam rombongan tersebut. Itu termasuk 473 orang mandor, puluhan kuli paksa, penunjuk jalan, serta 208 anggota Marsose alias Korps Marechaussee te Voet, satuan militer yang bernaung di bawah Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) alias Tentara Kerajaan Hindia Belanda.  Sebagian besar anggota Marsose berasal dari orang lokal. Mereka adalah para pemuda dari Jawa hingga Maluku untuk dijadikan sebagai prajurit kolonial, termasuk menjalankan misi penting di Tanah Rencong. Kala itu, 8 Februari 1904, tepat hari ini 116 tahun lalu, Belanda memulai operasi militer untuk mengakhiri Perang Aceh yang telah

‌Teungku Bantaqiah dan Para Santri Dibantai Oleh Militer

Image
‌ Salah satu puncak kekejaman militer Indonesia di Aceh adalah pembantaian Teungku Bantaqiah dan para santrinya pada 23 Juli1999,.   Suatu sore di bumi Serambi Mekah, Komandan Korem (Danrem) Lilawangsa Kolonel Syafnil Armen mendapat informasi dari bawahannya. Informasi yang sudah lama ditunggu-tunggu itu menyebut seorang ulama kenamaan dari Beutong Ateuh, Aceh Barat, diduga menguasai benda-benda berbahaya. Teungku Bantaqiah, nama sang ulama, dicurigai menyimpan ratusan pucuk senjata api. Dugaan lain menyebutkan senjata-senjata itu ditanam di sekitar pesantrennya. Di Pesantren Babul Mukarramah Desa Blang Meurandeh, Bantaqiah memang mengampu ratusan santri yang belajar agama kepadanya. Ulama itu juga dicurigai memiliki pasukan bersenjata sejumlah 300 personel. Danrem dengan cepat menarik kesimpulan: senjata dan pasukan tersebut berkaitan dengan aktivitas Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Baca juga: Kembalinya Propagandis GAM ke Singgasana Pertarungan Elite GAM, Dendam, dan Mukjizat Mengantisi

Mengenal Sosok Teuku Markam, Penyumbang 28 Kg Emas Monas Yang Berakhir Dipenjara

Image
Bagi sebagian besar orang nama Teuku Markam mungkin cukup asing dan tidak seterkenal Teuku Umar atau Cut Nyak Dien. Tahukah Anda sosok pembesar Aceh itu layak diterima sebagai pahlawan sementara tak pernah menghunuskan rencongnya ke muka serdadu Belanda. Teuku Markam berjuang setelah Indonesia merdeka. Bukan untuk menebas pemberontakan atau kembalinya para kompas laknat, tetapi memperbaiki ekonomi Indonesia yang kompilasi itu rusak parah. Teuku Markam Seperti dikutip dari Wartakotalive.com Teuku Markam adalah pengusaha kaya Aceh pada jaman pemerintahan Presiden RI Soekarno. Teuku Markam merupakan keturunan Uleebalang yang lahir tahun 1925 di Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara dan dinamai Teuku Marhaban. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Saat Teukum Markam diterima 9 tahun, sang ayah Teuku Marhaban meninggal dunia. Sementara diizinkan telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Teuku Markam hanya mengenya

Aceh merupakan Embarkasi haji pertama dalam sejarah nusantara

Image
Musim haji telah tiba,Tahun silih berganti,sahabat seiman dan seagama pada kali ini kita akan mengulas perjalanan haji' tempo dulu Yang transit di pelabuhan Aceh sebelum melanjutkan perjalanan ke tanah suci Sebagai ummat muslim khususnya ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke 5 maka setiap mau datangnya musim haji semua umat Islam di dunia akan melakukan hal tersebut jika sudah mampu. Tidak banyak yang tau tentang hal ini orang berangkat haji dengan kapal laut kala itu apalgi harus transit ke Aceh terlebih dalu sebelum berlabuh menuju saudi arabia. Nah jumlah umat muslim Indonesia yang berangkat ke Baitullah kian bertambah. Pemerintah pun sibuk membenahi sistem untuk memberikan layanan terbaik bagi jamaah yang menunaikan rukun Islam kelima tersebut. Mulai dari layanan administrasi, kesehatan, transportasi, .Namun, mari kita flash back ke masa silam. Dimana, transportasi yang digunakan untuk berangkat ke tanah suci, hanya melalui jalur laut. Dan ummat muslim di Asi

Putra Aceh Yang pertama sekali Baca Alquran di Hagia Sophia

Image
Ustaz Takdir Feriza Hasan, Qori internasional asal Aceh. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah menandatangani dasar hukum yang menetapkan perubahan status Hagia Sophia di Istanbul, dari museum menjadi masjid. Pengadilan juga telah membatalkan status museum atas bangunan ikonik tersebut, yang memungkinkan situs budaya dunia itu dialihfungsikan sebagai masjid. Kembalinya Hagia Sophia menjadi masjid akan ditandai dengan penyelenggaraan salat Jumat. Rencananya, salat Jumat perdana akan digelar pada 24 Juli 2020. Namun siapa sangka, seorang warga negara Indonesia pernah diundang untuk membacakan ayat suci Alquran di sana. Dua tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2018, Presiden Erdogan pernah mengundang seorang putra asal Aceh bernama Ustaz Takdir Feriza Hasan. Ia diundang untuk membacakan ayat Alquran di Hagia Sophia. Saat itu, ia membacakan surat Fathir ayat 29-35 dengan merdu, dan menuai pujian dari berbagai pihak. Hagia Sophia merupakan situs warisan dunia UNESCO yang terletak

KISAH HARU 'MAHA'NYA MAHASISWA IPB ASAL ACEH YANG HILANG 15 TAHUN BARU KEMBALI KE KAMPUS.

Image
Dia menjadi mahasiswa IPB saat menghilang lima belas tahun silam di Pulau Seram, Maluku, Dia kembali ke kota hanya dengan sandal jepit dan baju lusuh. Tapi, dia disambut bak seorang pahlawan yang baru saja kembali dari medan laga. Dia dielu- elukan segenap penjuru.  Kisahnya menitikkan haru. Dia diabadikan dalam puisi. Dia seperti sungai yang tak henti mengalirkan inspirasi.  Hari itu, 22 September 1979 di Hotel Salak, Bogor. Lelaki berkulit legam itu dikelilingi teman-temannya. Dia hanya mengenakan sandal jepit. Temannya membawakan sepatu dan jas untuknya. Dia menolak memakainya. Namun, temannya bersikeras. Lelaki itu, Muhammad Kasim Arifin, serupa anak yang hilang. Dia yang lahir di Langsa. Aceh, 18 April 1938 itu adalah mahasiswa yang kembali setelah 15 tahun.  Teman- temannya sudah lama sarjana dan banyak yang sudah menjadi pejabat. Kasim hanya seorang petani yang bersahaja. Tapi dia Justru jauh menjulang dibandingkan semua orang. Tahun 1964, dia hanya seorang mahasiswa biasa yang

Pejuang Aceh Yang Kepalanya di kirim ke Belanda.

Image
Teuku Nyak Makam dilahirkan di desa Lamnga Aceh Besar 1838, waktu kecil ia menuntut ilmu dipesantren Teuku Chik Abbas kemudian, ia juga belajar pencak silat, ilmu sosial dan taktis gerilya pada Panglima Paduka Sinara serta Tuanku Hasyim Banta Muda. Ketika Tuanku Hasyim Banta Muda diangkat oleh Sultan Alaiddin menjadi Timbala (Viceroy) untuk wilayah Aceh Timur, Langkat dan Deli Serdang. Teuku Nyak diangkat asistennya, setelah berbagai prestasi yg dicapai dan kecakapannya dalam memimpin, maka pada thn 1885 Teuku Nyak diangkat menjadi " Mudabbirusyarqiah" yakni penegak kedaulatan Aceh dibagian timur sekaligus Panglima Mandala Kerajaan Aceh di Sumatera Timur dan Aceh Timur. Setelah menduduki jabatan Panglima Mandala sepak terjang Teuku Nyak semakin agresif melawan kedudukan Belanda. Ia kerap menyerang pos-pos pertahanan dan kongsi militer Belanda. Selain itu ia juga menyerang dan merusak perkebunan milik Belanda dan perusahaan asing sehingga Belanda harus merogoh kasnya dalam-dal