BATÈË ILIËK BENTENG TERAKHIR PEJUANG ATJEH MELAWAN KOLONIAL BELANDA & KISAH TEUNGKU SYIEK KUTA GLE ULAMA PEJUANG.
Sumber Foto : KITLV & Tropenmuseum Udara di sekitar sungai batèe Iliëk dan lereng bukit terasa sejuk dengan panorama alam yang mempesona. Di tengah keindahan alam dan keceriaan orang yang berwisata dan mandi di sana, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pada masa Perang Kolonial Belanda di Aceh, sungai tersebut pernah berubah warna menjadi merah. Warna merah darah tentara kolonial Belanda yang menjadi korban dari pasukan Aceh yang gagah berani. Gampong yang berada di bantaran Sungai Batee Iliek merupakan benteng terakhir pertahanan Kerajaan Aceh dalam menghadapi gempuran dari pasukan kolonial Belanda. Penaklukan atas daerah ini menjadi akhir dari perang Kolonial Belanda di Aceh yang dimulai tahun 1873 dan berakhir pada 1904. Bukit Kuta Gle yang berada di hulu Sungai Batee Iliek, terlihat dari arah pemandian, menjadi saksi bisu keberanian dan kegigihan rakyat Samalanga dalam mempertahankan daerahnya. Pasukan Belanda mulai datang ke Samalanga pada tahun 1877 dengan jumlah se