Posts

BATÈË ILIËK BENTENG TERAKHIR PEJUANG ATJEH MELAWAN KOLONIAL BELANDA & KISAH TEUNGKU SYIEK KUTA GLE ULAMA PEJUANG.

Image
Sumber Foto : KITLV & Tropenmuseum Udara di sekitar sungai batèe Iliëk dan lereng bukit terasa sejuk dengan panorama alam yang mempesona. Di tengah keindahan alam dan keceriaan orang yang berwisata dan mandi di sana, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pada masa Perang Kolonial Belanda di Aceh, sungai tersebut pernah berubah warna menjadi merah. Warna merah darah tentara kolonial Belanda yang menjadi korban dari pasukan Aceh yang gagah berani. Gampong yang berada di bantaran Sungai Batee Iliek merupakan benteng terakhir pertahanan Kerajaan Aceh dalam menghadapi gempuran dari pasukan kolonial Belanda. Penaklukan atas daerah ini menjadi akhir dari perang Kolonial Belanda di Aceh yang dimulai tahun 1873 dan berakhir pada 1904. Bukit Kuta Gle yang berada di hulu Sungai Batee Iliek, terlihat dari arah pemandian, menjadi saksi bisu keberanian dan kegigihan rakyat Samalanga dalam mempertahankan daerahnya. Pasukan Belanda mulai datang ke Samalanga pada tahun 1877 dengan jumlah se

Surat Permintaan Izin Sultan 'Alauddin Manshur Syah untuk menyerangan Batavia Kepada Khalifah Turki Usmani Tahun 1850

Image
Surat Paduka Seri Sultan 'Alauddin Manshur Syah Johan Berdaulat Dhilullah fil 'alam ditujukan kepada Sultan 'Abdul Majid Khan, khalifah Turki Usmani di Instanbul. Salam ke atas Duli Hadarat Sultan Manshur Syah-rahimahullah. Keampunan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga senantiasa terlimpah ke atas Tuanku. Syahdan. Inilah surat Tuanku patik lampirkan. Karena yakin tidak banyak anak negeri ini yang memakluminya. Patik pun baru saja mengetahuinya. Dan nyatalah sudah alam pikir Tuanku di dalamnya. Nyatalah sudah apa yang membuat hati Tuanku gundah gulana. Dan nyatalah sejarah bangsa ini di masa silamnya. Namun mohon ampun beribu ampun, karena untuk saat ini sengaja patik tidak tuliskan apa pun syarah (komentar). Biarlah yang membacanya mencermati sendiri apa yang Tuanku sampaikan. Mereka yang menguasai dan mampu mencitarasai bahasa Arab dengan baik hendaklah membaca Arab-nya karena menurut patik sangatlah tinggi balaghah dan fashahahnya. Terima kasih pula patik sampaika

Presiden Lebanon Umumkan Penyebab Ledakan

Image
Kecerobohan menimbun 2.750 ton amonium nitrat selama enam tahun menjadi petaka besar di Ibu Kota Beirut, Lebanon. Bahan yang mudah meledak tersebut menjadi biang kerok ledakan hebat, menewaskan 78 orang, dan melukai 4 ribu lebih warga sekitar. Presiden Lebanon Michel Aoun tak memberi toleransi kecerobohan tersebut, lantaran tidak mengedepankan aspek keamanan. Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan. Perdana Menteri meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat terkait ledakan ini pada Rabu (5/8/2020), serta mengatakan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan. Sejauh ini, setidaknya 78 orang dilaporkan tewas akibat ledakan, sementara sekitar 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka. Otoritas setempat menyebut kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan “Apa yang kami s

Bikin Merinding, Ini Pengakuan Orang Belanda Terhadap Para Pejuang Aceh

Image
Perang-aceh-belanda Tak sedikit dari kita yang terlalu salut dengan semangat perang pasukan Bushido Jepang, maupun pasukan berani mati dari negara lain. Kita sungguh telah melupakan sejarah, bahwa bangsa lain begitu mengagumi semangat kepahlawanan moyang kita. Aceh dikenal dengan gengsi, ego dan menjaga martabatnya. Pantang terhina. Kehormatan lebih berharga dari nyawa. Ini yang membuat Belanda pusing menghadapi bangsa Aceh selama ratusan tahun sekaligus menyesal telah memulai perang dengan bangsa Aceh. Apa mau dikata, walaupun Belanda menyesal berperang dengan Aceh, perang itu harus tetap diteruskan untuk menutupi rasa malu mereka sebagai sebuah bangsa yang dikenal kuat di Eropa. Perang yang dilancarkan Belanda di Aceh sejak dideklarasikan pada 26 Maret 1873, disebut-sebut sebagai perang terlama dan terbanyak menguras kantong Belanda untuk membiayai perang. Pernyataan itu disampaikan oleh sejumlah penulis Belanda sendiri. Dalam buku Perang Kolonial Belanda di Aceh yang diterbitkan

Sejarah genosida Belanda Terhadap ribuan Rakyat Aceh yang di Bantai.

Image
Belanda memulai ekspedisi militer ke Gayo dan Alas. Lalu terjadilah genosida: ribuan rakyat di dua daerah itu dibantai. Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh siang itu mendadak riuh. Tiga kapal Belanda berukuran besar merapat, membawa ratusan orang yang diangkut dari tanah seberang. Tak kurang dari 10 orang perwira, 13 bintara, serta ahli geologi dan tenaga medis berkebangsaan Eropa turut dalam rombongan tersebut. Itu termasuk 473 orang mandor, puluhan kuli paksa, penunjuk jalan, serta 208 anggota Marsose alias Korps Marechaussee te Voet, satuan militer yang bernaung di bawah Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) alias Tentara Kerajaan Hindia Belanda.  Sebagian besar anggota Marsose berasal dari orang lokal. Mereka adalah para pemuda dari Jawa hingga Maluku untuk dijadikan sebagai prajurit kolonial, termasuk menjalankan misi penting di Tanah Rencong. Kala itu, 8 Februari 1904, tepat hari ini 116 tahun lalu, Belanda memulai operasi militer untuk mengakhiri Perang Aceh yang telah